Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Sebelumnya saya ucapkan maaf, karena konten ini saya ambil dari tetangga sebelah. Hanya dengan maksud ingin berbagi saja. Pada penelusuran web, pastinya anda sering kali mencari artikel Hakikat pendidikan anak usia dini, yang dengan memakai kata kunci seperti misalnya makalah pendidikan anak usia dini paud, hakikat pendidikan anak usia dini menurut para ahli, pengertian pendidikan anak usia dini, pengertian pendidikan anak usia dini menurut 5 orang ahli pendidikan, pengertian pendidikan anak usia dini menurut para tokoh, tujuan pendidikan anak usia dini, makalah hakikat pendidikan anak usia dini, pengertian hakikat anak usia dini.

Baiklah saya bagikan kepada anda yang ingin menambah ilmu serta wawasan dalam dunia Paud, apakah saja itu ? Simak baik-baik ulasan mengenai hal tersebut di bawah ini :

Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pengertian Pendidikan dan Komponen-komponen Pendidikan
Dalam arti luas pendidikan adalah segala bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin sejak lahir sampai akhir hayat. Dalam arti sempit, pendidikan identik dengan persekolahan di mana pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang terprogram dan terencana secara formal.

Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut meliputi: 1) tujuan pendidikan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) kurikulum, 5) fasilitas pendidikan, dan 6) interaksi edukatif.

Para ahli pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan yang dapat membantu menumbuhkembangkan anak dan pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hakikat Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, mudah frustrasi, dan memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang potensial.

Kurikulum untuk anak usia dini/TK harus benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangan dan harus dirancang untuk membuat anak mengembangkan potensi secara utuh. Baik Kurikulum TK 1994 maupun Kurikulum TK 2004 pada dasarnya sama memuat aspek-aspek perkembangan yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang mencakup bidang pengembangan perilaku melalui pembiasaan dan bidang kemampuan dasar.

Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
Hakikat Perkembangan

Perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara bertahap dan berurutan.

Perkembangan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan. 5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.

Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak

Perkembangan anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa.

Ketika anak mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka miliki.

Dilihat dari tahapan menurut Piaget, anak usia TK berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal.

Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru.

Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.

Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah perbendaharaan kata.

PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN
Prinsip-prinsip Perkembangan Anak

Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki kemampuan profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami perkembangan anak. Pemahaman tentang karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi terhadap pendidik untuk merancang kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi perkembangan dan belajar anak.

Prinsip-prinsip perkembangan anak meliputi: (1) anak berkembang secara holistik, (2) perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3) perkembangan anak berlangsung pada tingkat yang beragam di dalam dan di antara anak, (4) perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya, (5) perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif.

Prinsip-prinsip perkembangan anak tersebut memberikan implikasi bagi pendidik dalam menentukan tujuan, memilih bahan ajar, menentukan strategi, memilih dan menggunakan media, serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung belajar anak secara optimal.

Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan

Ada beberapa hal yang mendasari munculnya praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan, antara lain meningkatnya praktik pembelajaran yang bersifat formal di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, kuatnya tuntutan dan tekanan orang tua dan masyarakat terhadap pengajaran yang lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat tentang konsep pendidikan anak usia dini.

Pembelajaran yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu (1) berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak secara individual, dan (3) berorientasi pada konteks sosial budaya anak.

Praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal-hal sebagai berikut: (1) anak secara holistik, (2) program pendidikan yang bersifat individual, (3) pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak, (4) fleksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain sebagai wahana belajar, (6) kurikulum terpadu, (7) belajar melalui bekerja, (8) memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana caranya belajar, (9) penilaian bersifat kontinu, dan (10) bermitra dengan orang tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.

Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak
Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut.

    Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.
    Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
    Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya.
    Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
    Mendorong anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini.
    Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara individual dan dalam kelompok kecil.
    Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
    Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan seni.
    Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
    Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan tersebut.


PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pengertian dan Komponen-komponen Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat tercapai.

Perencanaan pembelajaran mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain.

Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:

    Tujuan merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran merupakan proyeksi tentang hasil belajar atau kemampuan yang harus dicapai anak setelah belajar.
    Materi adalah bahan yang akan diajarkan agar tujuan tercapai.
    Kegiatan belajar mengajar adalah proyeksi kegiatan belajar yang harus dilakukan anak agar tujuan tercapai.
    Media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang memberi dukungan terhadap proses belajar.
    Evaluasi merupakan suatu proses memilih, mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan. Evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan.
    Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
    Salah satu tugas guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
    Jenis-jenis perencanaan di TK meliputi Perencanaan Tahunan, Perencanaan Semester, Perencanaan Mingguan (SKM), Perencanaan Harian (SKH).
    Perencanaan Tahunan, memuat keterampilan, kemampuan, pembiasaan-pembiasaan dan tema-tema yang sesuai dengan minat anak dan dekat dengan lingkungan anak.
    Perencanaan semester merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang dibagi ke dalam dua semester.
    Perencanaan Mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu.
    Perencanaan Harian (SKH) merupakan perencanaan operasional yang disusun oleh guru dan merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran. SKH dijabarkan dari SKM.


HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Konsep Belajar dan Prinsip-prinsip Belajar Anak

Belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan. Prinsip-prinsip belajar merupakan suatu ketentuan yang harus dilakukan anak ketika ia belajar.

Anak adalah pebelajar aktif. Ketika bergerak anak mencari stimulasi yang dapat meningkatkan kesempatan untuk belajar. Anak menggunakan seluruh tubuhnya sebagai alat untuk belajar. Anak secara energik mencari cara untuk menghasilkan potensi maksimum.

Belajar anak dipengaruhi kematangan. Guru harus memahami bagaimana kematangan anak dapat dicapai dan apa yang perlu dilakukan untuk memfasilitasi matangan tersebut.

Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan. Tidak hanya lingkungan fisik tetapi juga lingkungan belajar.

Anak belajar melalui kombinasi lingkungan fisik, sosial dan refleksi. Dengan pengalaman tersebut anak memperoleh pengetahuannya. Tugas guru bagaimana menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman fisik, sosial dan mampu merefleksikannya.

Anak belajar dengan gaya yang berbeda. Ada yang tipe visual, tipe auditif dan tipe kinestetik.

Anak belajar melalui bermain. Melalui bermain anak dapat memahami menciptakan memanipulasi simbol-simbol dan mentransformasi objek-objek tersebut

Variabel Strategi Pembelajaran

Tujuan. Karakteristik tujuan perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajran, apakah berkaitan dengan, pengembangan kognitif, bahasa, sosial emosi, fisik, moral agama , motorik.

Tema, tema pembelajaran di TK, meliputi 20 tema, masing-masing tema memiliki karakteristik tersendiri. Dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran karakteristik tema merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.

Kegiatan. Kegiatan perlu pula dipertimbangakan karena belajar di TK tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi juga ada kegiatan belajar di luar kelas.

Anak. Anak perlu dipertimbangkan, karena anak memilki karakteristik dalam perkembangan dan belajarnya anak itu unik dan memilki potensi untuk belajar.

Media dan Sumber belajar. Media dan sumber belajar yang dipilih harus dapat mendukung terlaksananya proses belajar yang efektif dan relevan dengan strategi pembelajaran yang dipilih guru.

Guru-guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan belajar anak. Kepiawaian guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.

PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pengertian dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.

Terdapat beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu (1) karakteristik tujuan pembelajaran apakah untuk pengembangan aspek kognitif, aspek afektif atau psikomotor. Atau apakah pembelajaran itu bertujuan untuk mengembangkan domain fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika; (2) karakteristik anak sebagai peserta didik baik usianya maupun kemampuannya; (3) karakteristik tempat yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan; (4) karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak; dan (5) karakteristik pola kegiatan yang akan digunakan apakah melalui pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif.

Semua kriteria ini memberikan implikasi bagi guru untuk memilih stratgei pembelajaran yang paling tepat digunakan di Taman Kanak-kanak

Karakteristik Cara Belajar Anak

Anak belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa karakteristik cara belajar anak itu antara lain (1) anak belajar melalui bermain; (2) anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya; (3) anak belajar secara alamiah, dan (4) anak belajar paling baik jika yang dipelajarinya menyeluruh, bermakna, menarik, dan fungsional.

Bermain sebagai salah satu cara belajar anak memiliki ciri-ciri simbolik, bermakna, aktif, menyenangkan, suka rela, ditentukan oleh aturan, dan episodik.

Para ahli teori konstruktivisme mempunyai pandangan tentang cara belajar anak yaitu bahwa anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya melalui kegiatan mengeksplorasi objek-objek dan peristiwa yang ada di lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan pembelajaran dengan orang dewasa.

Lingkungan yang diciptakan secara kondusif akan mengundang anak untuk belajar secara alamiah tanpa paksaan sehingga apa yang dipelajari anak dari lingkungannya adalah hal-hal yang benar-benar bermakna, fungsional, menarik dan bersifat menyeluruh.

JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Umum di Taman Kanak-kanak

Ada beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak. Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih menekankan pada aktivitas anak dalam belajar, namun, tidak berarti peranan guru pasif. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang dapat memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar.

Jenis-jenis strategi pembelajaran umum tersebut adalah: (1) meningkatkan keterlibatan indra, (2) mempersiapkan isyarat lingkungan, (3) analisis tugas, (4) scaffolding, (5) praktik terbimbing, (6) undangan/ajakan, (7) refleksi tingkah laku/tindakan, (8) refleksi kata-kata, (9) contoh atau modelling, (10) penghargaan efektif), (11) menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, (12) do-it-signal, (13) tantangan, (14) pertanyaan, dan (15) kesenyapan.

Strategi-strategi pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi.

Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-kanak

Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat diterapkan di Taman Kanak-kanak. Penerapan strategi pembelajaran khusus tersebut pada prinsipnya sama dengan penerapan strategi pembelajaran umum, yaitu harus mempertimbangkan karakteristik tujuan, karakteristik anak dan cara belajarnya, karakteristik tempat yang akan digunakan, dan pola kegiatan.

Jenis-jenis strategi pembelajaran khusus tersebut adalah (1) kegiatan eeksploratori, (2) Penemuan Terbimbing, (3) Pemecahan Masalah, (4) Diskusi, (5) Belajar Kooperatif, (6) Demonstrasi, dan (7) Pengajaran Langsung.

Di samping strategi pembelajaran di atas, guru Taman Kanak-kanak dituntut untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran lainnya sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA ANAK
Rasional Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

Anak pada hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran yang berpusat pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang dimotori Piaget dan Vigotsky.

Anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun pengetahuannya ketika berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak adalah pendekatan perkembangan dan pendekatan belajar aktif.

Belajar aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan mereka menyentuh, mencium, meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan objek-objek di sekitar mereka.

Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak, 2) Anak-anak memilh bahan dan memutuskan apa yang ingin ia kerjakan, 3) Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya, 4) Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung, 5) Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan, 6) Anak menggunakan otot kasarnya, 7) Anak menceritakan pengalamannya.

Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan matang. Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan dan menyediakan bahan/peralatan yang dapat mendukung perkembangan dan belajar anak secara komprehensif. Untuk itu perlu disediakan area-area yang memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.

Area- area tersebut meliputi:

    Area Pasir dan Air.
    Area Balok.
    Area Rumah dan Bermain Drama.
    Area Seni.
    Area Manipulatif.
    Area Membaca dan menulis.
    Area pertukangan atau kerja Kayu.
    Area musik dan gerak.
    Area komputer.
    Area bermain di luar ruangan.



Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap bekerja dan tahap melaporkan kembali.
Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).

Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

    Tahap merencanakan (Planning Time).
    Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan selanjutnya.
    Tahap Bekerja (Work Time).
    Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
    Tahap Review (Recall).
    Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap bekerja.


PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bermain

Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah kodrat anak. Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, meyenangkan dan fleksibel.

Kriteria dalam kegiatan bermain adalah memotivasi intrinsik, memiliki pengaruh positif, bukan dikerjakan sambil lalu. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya, serta bermain memiliki kelenturan.

Fungsi bermain bagai anak TK adalah: Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.

Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, serta untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah.

Ditinjau dari dimensi perkembangan sosial, bermain digolongkan sebagai berikut: bermain soliter, bermain secara paralel, bermain asosiatif, dan bermain secara kooperatif.

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bermain Anak

Rancangan kegiatan bermain meliputi penentuan tujuan dan tema kegiatan bermain; macam kegiatan bermain; tempat dan ruang bermain; bahan dan peralatan bermain; dan urutan langkah bermain.

Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia TK adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan anak usia TK, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial. Kegiatan bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu dirancang dengan saksama dan tidak secara kebetulan. Tema yang akan dipilih dapat mengacu pada 20 tema yang terdapat dalam PKB TK 1994.

Menentukan jenis kegiatan bermain yang akan dipilih sangat tergantung kepada tujuan dan tema yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan jenis kegiatan bermain diikuti dengan jumlah peserta kegiatan bermain. Selanjutnya ditentukan tempat dan ruang bermain yang akan digunakan, apakah di dalam atau di luar ruangan kelas, hal itu sepenuhnya tergantung pada jenis permainan yang dipilih.

Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta permainan.

Contoh Penerapan Pembelajaran melalui Bermain

Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:

    Kegiatan prabermain
    Kegiatan bermain
    Kegiatan penutup
    Pada kegiatan prabermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
    Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain
    Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan bermain
    Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
    Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya.
    Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya


PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.

Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut:

Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.

Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita

Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik.

Beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan menggunakan jari-jari tangan.

Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih efektif.

Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bercerita

Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara sistematis.

Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:

    Menetapkan tujuan dan tema cerita.
    Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
    Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
    Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita.
    mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
    mengatur tempat duduk;
    melaksanakan kegiatan pembukaan;
    mengembangkan cerita;
    menetapkan teknik bertutur;
    mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
    Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.

Penerapan Strategi Pembelajaran melalui Bercerita

Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:

    Menetapkan tujuan dan tema cerita.
    Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
    Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
    Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
    mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
    mengatur tempat duduk;
    melaksanakan kegiatan pembukaan;
    mengembangkan cerita;
    menetapkan teknik bertutur;
    mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
    Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
    Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk cerita yang dipilih sebelumnya.
    Pengaturan tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian karena pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat mengikuti cerita di samping teknik bercerita, dan teknik

sumber : KB - TK ANAK CERIA BANJARBARU

Subscribe to receive free email updates: